Saat kamu dan pasanganmu berteduh gara-gara
terjebak hujan di permulaan malam, kamu menggerutu karena dingin, mengeluh karena
hujan tak kunjung reda, badmood karena bosan memandangi bulir hujan yang betapa
monotonnya.
Suatu saat kamu sudah tak punya pasangan dan
ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Kamu memilih dikamar saja bergulung selimut
abu-abu berbahan wol yang menghangatkan. Tiba-tiba kamu merasa rindu akan peristiwa
berteduh dengan pasanganmu yang dulu kamu habiskan dengan menggerutu. Kamu rindu
akan rasa dingin yang dulu begitu menusuk tulang. Kamu kangen dengan keeksotisan
bulir hujan yang dulu sungguh membosankan. Kemudian kamu berpikir, Harusnya dulu
kamu membuat semua itu begitu menyenangkan dan berwarna.
Akhirnya kamu belajar bahwa semestinya kamu
bersyukur dengan hal-hal yang tak menyenangkan.
Belajar memaknai hal menyakitkan yang sedang menimpamu, mengubahnya menjadi sebuah
kebahagiaan sejati. Menikmati setiap momen sederhana, merayakan dan mewarnainya
dengan segenap senyummu, dengan sejuta cerita yang remeh sekalipun.
Dan kamupun tak mau mengulangi kesalahan
yang sama di masa lampau. Sekarang kamu akan menghargai apa saja yang sedang kamu
alami. Karena mungkin suatu saat yang tak kamu ketahui, kamu akan mengalami hal
yang jauh lebih menyakitkan dari hari ini. Atau kamu hanya ingin membuat saat ini
menjadi suatu hari yang sungguh layak untuk dikenang kelak. Maka apapun yang
terjadi saat ini slalu akan kamu sikapi dengan bersyukur dan bersyukur.
“Lebih baik menyalakan lilin dari pada menghujat
kegelapan” – Anies Baswedan
0 komentar:
Posting Komentar